June 15, 2013

Oleh-oleh wajib saat berkunjung ke Purwokerto #Banyumas

Saat anda berkunjung ke Purwokerto ataupun Banyumas, jangan lewatkan untuk menikmati kuliner ataupun membawa oleh-oleh khasnya. Apa saja? berikut rekomendasinya (oleh-oleh khas Purwokerto/Banyumas)

1. Mendoan, mendo yang dalam bahasa Banyumas berarti setengah matang atau lembek.Mendoanberarti memasak dengan minyak panas yang banyak dengan cepat sehingga masakan tidak matang benar.
Mendoan tempe disajikan dalam keadaan panas disertai dengan cabe rawit atau sambal kecap. Mendoan tempe dapat dijadikan sebagai lauk makan ataupun makanan ringan untuk menemani minum teh atau kopi saat santai.
Mendoan tempe mudah ditemui di warung-warung tradisional di wilayah eks karesidenan Banyumas dan Tegal. Untuk wilayah Banyumas, para pelancong membeli oleh-oleh mendoan tempe di daerah Sawangan, Purwokerto, yang merupakan pusat jajanan khas Purwokerto.

2. Keripik Tempe, memang keripik tempe bukan hanya berasal dari Purwokerto saja. Tapi, Purwokerto adalah Kota Keripik, dimana keripik tempe khas Purwokerto berbeda dengan keripik tempe dari daerah lain. Keripik tempe Purwokerto dibuat dari tempe yang dibuat secara tradisional dengan tipis dan berbungkus daun untuk menjaga cita rasa. Kemudian tempe tipis tadi dibalut dengan tepung khusus yang diracik dengan bumbu-bumbu khas dan kemudian digoreng dengan minyak panas sampai benar-benar kering.

3. Getuk Goreng, adalah penganan khas Sokaraja yang manis dan gurih, dibuat dari singkong dan dibumbui gula kelapa. Saat ini getuk goreng dapat dengan mudah ditemui di sepanjang jalan di Sokaraja.

4. Soto Ayam Jalan Bank, salah satu yang sangat terkenal disini adalah “Soto Ayam Jalan Bank H. Loso”. Soto H. Loso ini memang khas kota Purwokerto, memiliki paduan rasa yang pas antara asin dan manis, dan ayam yang digunakan adalah ayam kampung. Sotonya berisi suwiran ayam kampung, ketupat, tauge, kerupuk mie, kerupuk warna, ditambah dengan daun bawang dan terakhir ditaburi dengan bawang goreng. Mantap kan? 🙂

5. Nopia dan Mino, Nopia dan Mino (Mini Nopia) merupakan makanan yang terbuat dari adonan tepung terigu yang diisi dengan gula merah serta dipanggang dengan tungku khusus yang terbuat dari tanah liat dan menggunakan kayu bakar dari pelepah pohon kelapa. Memiliki tekstur kulit yang keras dan renyah berisi adonan gula merah dengan rasa bawang merah goreng.

6. Jenang Jaket, jaket maksudnya adalah singkatan dari jenang asli ketan. Makanan berupa jenang/dodol yang terbuat dari bahan dasar tepung beras ketan dan gula jawa/gula merah. Tak heran jika jenang jaket ini memiliki rasa yang khas, selain empuk dan rasa manisnya yang pas, jenang ini berorama wangi manggar atau kembang kelapa.

7. Batik Banyumas, Batik banyumas tidak terlepas dari pengaruh budaya seperti, Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan. Secara pasti asal mulai batik banyumas memang belum bisa dilacak, tetapi menurut para sesepuh penggiat batik banyumas, dapat kita ketahui bahwa batik banyumas muncul akibat adanya kademangan-kademangan di daerah Banyumas dan para pengikut pangeran diponegoro yang tinggal di sekitar Banyumas.
Batik banyumas sendiri identik dengan motif Jonasan, yaitu kelompok motif non-geometrik yang didominasi oleh warna dasar kecoklatan dan hitam. Warna coklat karena soga, sedangkan warna hitam karena  wedel. Motif-motif yang berkmbang sekarang ini antara lain, sekarsurya, sidoluhung, lumbon, jahe pugor, cempaka mulya, kawung jenggot, madu bronto, satria busana, dan piring sedapur.

8. Sandal Bandol, ini adalah oleh-oleh khas bukan kuliner 🙂 Bandol atau Ban Bodol (bekas/rusak) memang sandal yang terbuat dari bahan ban (biasanya ban mobil) yang sudah rusak/bekas. Ban bekas kendaraan sudah lama dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk digunakan sebagai bahan membuat sandal. Namun, seiring perkembangannya ban bekas tidaklah lagi digunakan sebagai bahan utama pembuat sandal tapi digunakan sebagai alas sandal. Sedangkan bagian atas sandal kini terbuat dari spon.

9. Kaos Dablongan, yang ini juga bukan kuliner. Oleh-oleh ini adalah kaos khasnya Purwokerto/Banyumas. Kaos yang di produksi oleh Dablongan Clothing ini memang bertema khas Purwokerto dan Banyumas sehingga sangat cocok dibawa sebagai cindera mata ataupun oleh-oleh khas.

April 11, 2013

Permen Davos

ANCAS – Seprane-seprene wong Jawa Tengah lan sakubenge wis ora pangling karo permen Davos. Wujude gepeng, putih rasane semriwing. Lah, angger Dawos kiye asli weton Purbalingga?. PT Slamet Langgeng depimpin daning Bapak Siem Tjong An kawit taun 1961 nganti taun 1968, lan taun 1968 jabatan pimpinan perusahaan deweken maring Bapak Toni Siswanto Hardi merga Bapak Siem Tjong An nutugna sinau maring Belanda. Bapak Toni Siswanto Hardi mimpin PT Slamet Langgeng nganti akhir wulan Juni 1983 merga dheweke tilar dunya. Kawit kuwe perusahaan depimpin Ibu Corie Sumadibrata nganti Mei 1985. Merga umur, jabatan pimpinan deweken maring Bapak Budi Handoyo Hardi kawit tanggal 1 Juni 1985 nganti siki.

Davos kuwe jeneng kutha hawane adhem sing ana neng Swiss. Kutha cilik nang pegunungan Alphen kuwe dadi insprirasine PT Slamet Langgeng njenengi permen rasa methol kiye lan sing pertama ana neng Indonesia. Merga wis dadi perusahaan sing nglegenda mestine udu prekara entheng nggo ngupakara supaya tetep eksis.

Angger ngomongna permen Davos sing wujude buder putih debungkus kertas biru tuwa. Apamaning permen Davos pancen ketelah dearani kembanggulane wong tuwa. Nggo ngrubah image kiye perusahaan nganakna pirang-pirang terobosan salah sijine diferensiasi produk. Rasa permen Davos pancen beda karo permen liyane. Seger alami tur semriwing. Pancen kiye istimewane permen Davos angger debandhingna karo permen-permen liyane. Mula ora gumun senajan merk permen wis ora etungan ning permen Davos nganti siki akeh pelanggane.

Miturut Nicodemus Hard, Managing Director PT. Slamet Langgeng, lagi jaman Jepang perusahaane nglakon bangkrut. Njuran menyat maning sawise taun 1945. Jeneng perusahaane deganti dadi PT Slamet Langgeng & Co. sing mroduksi Permen Mint Davos, Kresna, Aplina lan Davos Lux. Seliyane mroduksi kembang gula uga ana produk liya kayadene limun lan biskuit merk Slamet. Ningen kawit taun 1973 Biskuit Slamet leren produksi merga kangelen bahan baku. (Joko TW)

Sumber: http://majalahancas.blogspot.com/2012/11/permen-davos.html